Tadi sore gue nyambi jadi penjaga bazar di FIB. Tiba-tiba, teman gue sebut saja namanya Gaby—padahal namanya memang Gaby—dengan random bercerita kalau dia pernah berbincang-tapi-berakhir-absurd dengan seorang driver.
Jadi, waktu itu dia mau pulang dan di perjalanan sang driver ngajak Gaby ngobrol.
![]() |
Gak. Gak pake adegan pelukan.
(Gambar dari sini)
|
"Mbak, kuliah di mana?"
"Di [masukkan nama universitas di sini]."
"Oh. Kuliah apa, Mbak?"
"Teknik."
"Oalah, teknik apa?"
"Teknik Industri."
"Saya juga kuliah itu dulu."
![]() |
"Apa kau bilang?!"
(Gambar dari sini)
|
"Hehe." Gaby cengengesan.
"Mbak, gimana kuliahnya? Belajar apa?"
"Ya, gitu deh, Pak. Susah. Hehe."
Jangan lupa sisipkan 'hehe' di akhir kalimat jika elo sedang ngeles supaya tetap keliatan asyik. Nah, akhirnya percakapan Gaby berakhir di situ dengan dia deg-degan sepanjang perjalanan ke rumahnya yang jauh.
Pesan moral dari sepotong kisah di atas ialah jangan berbohong karena itu perbuatan tercela dan supaya kamu gak kicep. Sekian.


HAHAHAHA, LUCU BANGET, KAK MELA!
BeantwoordenVerwijderen